satukalimat.com – Halo sobat, kembali lagi bersama admin yang akan memberikan informasi mengenai Prospek Saham Bukalapak Tahun 2022 Setelah Anjlok Rp 282 Per Lembar. Untuk informasi lebih lanjut, langsung simak penjelasannya didalam artikel berikut.
Baru-baru ini di informasikan bahwa harga saham Bukalapak (BUKA) kembali anjlok lebih dari 6% menjadi Rp 282 per lembarnya.
Hal ini membuat harga saham bukalapak mencapai titik terendah sepanjang masa (all time low/ATL). Dan anjloknya saham bukalapak ini melanjutkan catatan tren turun (downtrend) dan prediksi bearish yang ada pada saham e-commerce ini.
Kinerja saham Bukalapak negatif sepanjang tahun 2021 setelah melakukan penawaran umum perdana (IPO) dan mencatatkan saham di bursa pada 6 Agustus 2021 dengan harga Rp 850 per lembarnya.
Tercatat harga saham BUKA ditutup pada Rp. 430 per saham sekaligus hingga akhir perdagangan pada akhir tahun 2021.
Akibatnya, harga saham BUKA terkoreksi lebih dari 50% pada tahun lalu.
Harga saham Bukalapak seolah menikmati penurunan, terus turun hingga awal tahun 2022.
Saham BUKA telah jatuh hampir 15% year-to-date pada Senin (17/1), menurut data perdagangan.
Sebagian besar investor ritel khususnya dibingungkan oleh rangkaian kontraksi harga saham dan bertanya-tanya mengapa harga saham Bukalapak turun dan bagaimana prospek saham Bukalapak kedepannya.
Prospek Saham Bukalapak Tahun 2022 Kedepannya

Berdasarkan grafik mingguan hari ini, pergerakan saham Bukalapak (BUKA) terlihat bearish dengan titik terendah yang belum terlihat.
Meski harga saham Bukalapak telah mencapai ATL hari ini, namun potensi penurunan harga tetap ada dan kemungkinan besar akan mencapai ATL baru pada 2022.
Menurut indikator Bollinger Bands (BB), pergerakan saham OPEN masih curam, dan sekilas terlihat masih ada jarak yang harus ditempuh sebelum mencapai bottom, yaitu sekitar Rp 300.
Tentukan titik terendah harga saham OPEN yang dapat ditarik dan prediksi harga Bukalapak selanjutnya. Untuk sementara harga saham Bukalapak kemungkinan akan terus turun mendekati Rp 300 per lembar saham.
Karena belum ada strong low point, ada kecenderungan harga saham BUKA bergerak di bawah Rp 600 sepanjang tahun 2022. Dalam hal ini, harga saham BUKA di perkirakan akan tetap berada di bawah harga IPO sepanjang tahun.
Baca Juga : Autotrade Gold Robot Trading Forex Autopilot Cocok untuk Pemula
Prospek Harga Saham Bukalapak Menurut Analis Saham
Sejumlah analis dan sekuritas memprediksi prospek saham Bukalapak (BUKA) akan naik dan melihat prospek cerah saham teknologi.
Rekomendasi saham Bukalapak adalah membeli beberapa sekuritas tersebut. Berikut ini merupakan beberapa rekomendasi saham BUKA dari berbagai sekuritas diantaranya adalah sebagai berikut.
- Morgan Sekuritas target harga Rp 1.000.
- Sucor Sekuritas target harga Rp 870.
- Mandiri Sekuritas target harga Rp 1.400.
- UBS Sekuritas target harga Rp 1.150.
Bukalapak mencatatkan rugi bersih Rp 1,12 triliun hingga kuartal III (Q3) 2021. Namun jika dibandingkan periode yang sama tahun 2020, kerugian ini menyusut 19%, dengan rugi bersih Rp 1,39 triliun.
Menurut laporan keuangan Q3 2021, Bukalapak melaporkan pendapatan sebesar Rp 1,34 triliun, meningkat 43 persen dibandingkan pendapatan pada periode yang sama tahun 2020.
Pendapatan berasal dari tiga sektor usaha, dengan Mitra yang paling banyak menghasilkan Rp 496,7 miliar, mewakili 322 persen meningkat.
Sementara pendapatan dari bisnis marketplace meningkat 5,18% menjadi Rp 789,41 miliar. Pendapatan dari Buka Procurement kemudian mencapai Rp 70,56 miliar, meningkat 20,67 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2020.
Menurut JP Morgan Sekuritas, ada kemungkinan saham Bukalapak akan naik dibandingkan mayoritas saham lain yang sudah kelebihan berat badan.
Target harga saham BUKA diperkirakan mencapai Rp1.000 pada akhir tahun 2022. Menurut analis JP Morgan Henry Wibowo, Bukalapak merupakan pemain utama di sektor online to offline O2O terkemuka di Indonesia, setelah masuk ke tiga besar e-commerce untuk kota tier 2 dan level 3.
Baca Juga : Aplikasi Hea Apk Penghasil Uang Otomatis Mudah dan Cepat
Menurut analis, berikut alasan prospek positif saham Bukalapak dan prediksi harga akan naik:
- Profil pertumbuhan perusahaan relatif kuat, dibuktikan dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) pendapatan sebesar 65% dari tahun 2020 hingga 2023.
Faktor pendorongnya adalah bisnis Mitra, yang mengharapkan peningkatan pendapatan sebesar 2,3 persen pada tahun 2023, dibandingkan dengan 1,6 persen pada tahun 2020. - Saham Bukalapak diharapkan berkinerja baik karena merupakan bagian dari ekosistem Grab dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK).
Emtek, bersama Ant Financial, Microsoft, dan GIC, merupakan pemegang saham di BUKA. - Saham Bukalapak akan masuk dalam indeks MSCI pada semester pertama tahun 2022.
Saham BUKA telah masuk sepuluh besar dan menjadi satu-satunya proksi teknologi di indeks LQ45.
Walaupun demikian, JP Morgan Sekuritas telah mempertimbangkan semua risiko, yaitu sebagai berikut:
- Risiko persaingan di bisnis O2O membatasi pangsa pasar Bukalapak.
- Risiko meningkatnya persaingan e-commerce untuk kota tier 2 dan tier 3 yang saat ini menjadi basis utama segmen pasar Bukalapak.
- Risiko eksekusi monetisasi yang tidak sesuai harapan, mengakibatkan penerimaan pendapatan yang lebih rendah dalam industri di bawah rata-rata.
- Risiko regulasi yang terkait dengan e-commerce dan O2O, seperti perpajakan dan izin usaha.
Akhir Kata
Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai artikel Prospek Saham Bukalapak Tahun 2022 Setelah Anjlok Rp 282 Per Lembar. Semoga bermanfaat dan terima kasih sudah berkunjung, nantikan informasi apk terbaru yang dapat Anda nikmati hanya di situs satukalimat.com